Adventurer Mendem

Low Cost Traveller

Sorry, saat ini Blog telah pindah alamat ke www.backpackermbois.com

Copyright © Adventurer Mendem | Powered By Blogger
Design by WebSuccessAgency

Popular Posts

Adventure consultant

We are not business travel. We just give You informations abaut Backpack, Destinations, and many other abaut Explore. Our house in Banyuwangi regency. Exactly: Jl. Cabean No. 02 - Bulurejo village, Purwoharjo district. +628 589 520 764 3

Site of

Site of

Selasa, 10 November 2015

Jenis pendakian gunung





Pendakian gunung adalah suatu olah raga yang keras. Dalam hal ini sangatlah dibutuhkan ketrampilan, kecerdasan, kekuatan, kesabaran, serta daya juang yang tinggi. Dalam arti luas bahwa penadkian gunung adalah suatu perjalanan, mulai dari hill walking sampai dengan ekspedisi. Menurut jenis kegiatan dan jenis medan yang dihadapi, bahwa pendakian gunung terbagi atas tiga bagian, yaitu: 

1. Hill walking / Feel walking (Hiking)
Hill walking atau Feel walking (Hiking)
adalah sebuah kegiatan menjelajah daerah perbukitan yang biasanya tidak terlalu tinggi dengan derajat rata-rata dibawah 45derajat. Dalam hiking tidak dibutuhkan alat bantu khusus. Kedua kakilah yang diandalkan sebagai media utamanya. Sementara itu, tangan digunakan sesekali untuk memegang tongkat jelajah (dalam kepramukaan dikenal dengan nama stock atau tongkat pandu) sebagai alat bantu.
http://5berita.com/wp-content/uploads/2015/06/hiking.jpg
Salahsatu bentuk Hiking

2. Scrambling
Scrambling merupakan kegiatan pendakian gunung diwilayah dataran tinggi pegunungan lebih tinggi dari bukit dan kemiringannya lebih ekstrem (kira-kira di atas 45derajat). Kalau dalam hiking kaki adalah alat utama, sedangkan dala scrambling selain kaki, pendakipun menggunakan tangan sebagai penyeimbang atau pembantu gerakan. 
http://www.touchtherock.com/images/content/Gallery/North%20Wales%20Scrambling.jpg
Salahsatu bentuk Scrambling

3. Climbing
Climbing berbeda dengan hiking maupun scrambling. Perbedaannya terletak ada persoalan dibutuhkan-tidaknya alat bantu. Dalam climbing, alat bantu khusus seperti carabiner, tali panjat,, harness, figure of eight, dan sling mutlak diperlukan. Kebutuhan alat bantu disesuaikan dengan medan jelajah climbing yang sangat ekstrem. Kegiatan olah raga alam ini menggunakan wahana tebing batu yang kemiringannya lebih dari 80derajat.  

http://snowbrains.com/wp-content/uploads/2015/05/JimmyChin-12-2.jpg
Salahsatu bentuk climbing

Bentuk kegiatan climbing terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Rock Climbing
Rock climbing adalah pendakian pada tebing-tebing batu yang membutuhkan teknik pemanjatan dan menggunakan peralatan khusus.
b. Snow atau Ice climbing
Snow atau Ice climbing adalah pendakian pada es dan salju.

Menurut Sierra Club, terdapat enam kelas dalam olahraga pendakian gunung berdasarkan tingkat kesulitan medan yang dihadapi. Keenam kelas tersebut ialah:
1. Kelas 1
Pada kelas pertama, pendaki berjalan tegak sehingga perlengkapan khusus untuk kaki tidak diperlukan (walking).
2. Kelas 2
Pada
kelas kedua, medan agak sulit sehingga perlengkapan kaki yang memadai dan penggunaan tangan sebagai pembantu keseimbangan sangat diperlukan (scrambling).
3. Kelas 3
Pada kelas ketiga, medan semakin sulit sehingga dibutuhkan teknik pendakian tertentu, tetapi tali pengaman belum diperlukan (climbing).
4. Kelas 4
Pada kelas keempat, kesulitan bertambah sehingga dibutuhkan tali pengaman dan piton untuk anchor / penambat (exposed climbing).
5. Kelas 5
Pada kelas kelima, rute dilalui sulit, tetapi peralatan (tali, sling, piton, dll), masih berfungsi sebagai alat pengaman (exposed climbing).
6. Kelas 6
Pada kelas keenam, tebing tidak lagi memberikan pegangan, celah rongga atau gaya geser yang diperlukan untuk memanjat. Pendakian sepenuhnya bergantung kepada peralatan (aid climbing).

Sedangkan sistem yang digunakan dalam pendakian gunung, ada dua sistem yang familiar saat ini, yaitu Himalaya system dan Alpine system.
1. Himalaya system
Himalaya system adalah
sistem yang digunakan untuk perjalanan pendakian yang panjang sehingga memerlukan waktu berminggu-minggu. Sistem ini berkembang dalam pendakian ke puncak-puncak di pegunungan Himalaya.
2. Alpine system
Alpine system adalah sistem pendakian yang berkembang di pegunungan Alpen. Tujuannya agar semua pendaki mencapai puncak bersama-sama. Sistem ini lebih cepat karena pendaki tidak perlu kembali ke kemah utama (base camp).

0 komentar:

Posting Komentar

Our soscial

Popular Posts